202106.04
0
0

M. JUNAEDI, SUDIRO & MOH. TAMRIN HADIRI SIDANG LAPANGAN PERKARA 256 TERKAIT SENGKETA TANAH DI KP. TELUK HAUR KEC PEBAYURAN KAB BEKASI  


M. JUNAEDI, SUDIRO & MOH. TAMRIN HADIRI SIDANG LAPANGAN PERKARA 256 TERKAIT SENGKETA TANAH DI KP. TELUK HAUR KEC PEBAYURAN KAB BEKASI  

PEBAYURAN – Adv. M. Junaedi, A.Md., S.H., CIL, Adv. KBP (P.) H. Sudiro, S.H., M.H., dan Adv. Moh. Tamrin, S.H., dari Kantor Hukum M. Junaedi & Rekan (MJA Law Office), yang berkedudukan di Jln. Dr. Ratna Raya No. 34A, Jatibening, Pondokgede, Kota Bekasi (Gedung 212 – Goro, sebrang RM Kampung Kecil) dan/atau Jl. Taman Heliconia Blok HP1, Tanah Apit No. 33A, Pusaka Rakyat, Kec. Tarumajaya, Kota Bekasi, Jawa Barat 17214 dan/atau  Jln. Garuda 6 Blok H13-15, Rt. 03/024, BGA 2, Sumberjaya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi 17519, telah menghadiri Sidang Lapangan atau Pemeriksaan Setempat (PS) dengan nomor perkara : 256/Pdt.G/2020/PN. Ckr terkait sengketa tanah di Kampung Teluk Haur, Desa Karanghaur, Kec. Pebayuran  pada hari Jum’at, tanggal 4 Juni 2021.

Dalam sidang lapangan ini ketiga Kuasa Hukum para penggugat mendampingi prinsical H. Supardi selaku Penggugat I dan Saepuloh selaku Penggugat II, dan H. Supardi telah menjelaskan batas-batas tanah sesuai dengan Akta Jual Beli No. 144/V/Kec.Pbyrn/1981, tanggal 26 September 1981.

Hal yang menarik dari PS kali ini adalah telah ditemukannya bukti baru yakni Surat No. : 005/360 tertanggal Pebayuran, 31 Juli 1992 sebagai Undangan Mediasi dari Camat Pebayuran, yang waktu itu dijabat oleh Drs. Atang Sudjana (Penata Muda Tingkat I, NIP. 010.072.709) yang mengundang Kepala Desa Karanghaur, Sdr. Supardi, Achmadi, Sdri. Suratmi dan Sdr. Nasip untuk menghadiri Sidang Mediasi pada hari Rabu, tanggal 5 Agustus 1992 pada jam 09.00 WIB di Kantor Kecamatan Pebayuran dengan catatan agar masing-masing pihak membawa data-data tanah Autentik. Kemudian, undangannya juga ditujukan kepada Dan Ramil Pebayuran dan Kapolsek Pebayuran supaya bisa ikut menghadiri sidang mediasi tersebut.

Dengan ditemukannya surat undangan mediasi ini telah mementahkan argumentasi hukum yang selama ini dibangun oleh Kuasa Hukum para Tergugat, yakni Suratmi selaku Tergugat III dan juga Penggugat III Rekonvensi tidak  memiliki hubungan hukum secara langsung dengan (Alm.) Wastiri dan para ahli warisnya, tetapi hubungan hukum  Suratmi dengan (Alm.) M. Nasip yang pernah menjadi Kepala Desa Sumbersari dan yang menjaminkan SHM No. 5 Tahun 1970. Terbukti dengan Undangan Mediasi yang dipanggil hanya (Alm.) M. Nasip, bukan ahli waris Wastiri. Bahkan, konon pada waktu itu, Suratmi menunjukkan AJB Tahun 1982 yang ditanda-tangani oleh (Alm.) Wastiri, padahal Wastiri telah meninggal dunia pada tahun 1980. Sehingga, timbul pertanyaan pada H. Supardi “Apakah mungkin orang yang sudah meninggal dunia bisa menandatangani AJB?”

Pada saat pembuktian di persidangan perkara no. 256, AJB Tahun 1982 tersebut tidak dimunculkan dengan alasan telah terbakar, tetapi justru yang dimunculkan adalah kwitansi pembayaran atas tanah a quo dari Suratmi dan ditanda-tangani oleh (Alm.) Wastiri pada tahun 1979. Padahal, kwitansi pembayaran ini tidak pernah dimunculkan oleh Suratmi pada waktu sidang mediasi di Kecamatan Pebayuran pada tahun 1992.

Atas dasar temuan baru ini, M. Junaedi telah mengajukan kepada Ketua Majelis Hakim perkara 256 dan direspon dengan bijak oleh beliau untuk diajukan pada persidangan bukti tambahan pada hari Rabu, tanggal 9 Juni 2021.

UNOFFICIAL TRANSLATION :

M. JUNAEDI, SUDIRO & MOH. TAMRIN ATTENDED FIELD SESSION ON ITEM 256 RELATED TO LAND DISPUTE IN KP. TELUK HAUR KEC PEBAYURAN KAB BEKASI

PEBAYURAN – Adv. M. Junaedi, A.Md., S.H., CIL, Adv. KBP (P.) H. Sudiro, S.H., M.H., and Adv. Moh. Tamrin, S.H., from the Law Office of M. Junaedi & Associates (MJA Law Office), which is domiciled at Jln. Dr. Ratna Raya No. 34A, Jatibening, Pondokgede, Bekasi City (Building 212 – Goro, opposite RM Kampung Kecil) and/or Jl. Taman Heliconia Blok HP1, Tanah Apit No. 33A, Pusaka Rakyat, Kec. Tarumajaya, Kota Bekasi, Jawa Barat 17214 dan/atau  Jln. Garuda 6 Blok H13-15, Rt. 03/024, BGA 2, Sumberjaya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi 17519, has attended the Field Session or Local Examination (PS) with case number: 256/Pdt.G/2020/PN. Ckr related to land disputes in Teluk Haur Village, Karanghaur Village, Kec. Pebayuran, Kab. Bekasi, West Java, Friday, June 4, 2021.

In this field trial, the three attorneys for the plaintiffs accompanied principal H. Supardi as Plaintiff I and Saepuloh as Plaintiff II, and H. Supardi explained the boundaries of the land in accordance with the Sale and Purchase Deed No. 144/V/Kec. Pbyrn/1981, September 26, 1981.

The interesting thing about PS this time is that new evidence has been found, namely Letter No. : 005/360 dated Pebayuran, July 31, 1992 as an Invitation for Mediation from the Head of Pebayuran Sub-district, which at that time was held by Drs. Atang Sudjana (Level I Youth Organizer, NIP. 010.072.709) who invited the Head of Karanghaur Village, Mr. Supardi, Mr. Achmadi, Ms. Suratmi and Mr. Nasip to attend the Mediation Session on Wednesday, August 5, 1992 at 09.00 WIB at the Pebayuran District Office with a note that each party brings Authentic land data. Then, the invitation was also addressed to Dan Ramil Pebayuran and the Kapolsek Pebayuran so that they could attend the mediation session.

With the discovery of this mediation invitation letter, the legal arguments that had been built by the attorneys for the Defendants, namely Suratmi as Defendant III and also Plaintiffs III Reconvention did not have a direct legal relationship with (the late) Wastiri and his heirs, but legal relations Suratmi with (late) M. Nasip who was once the Village Head of Sumbersari and who guaranteed SHM No. 5 of 1970. As evidenced by the invitation to mediation, only (late) M. Nasip was summoned, not Wastiri’s heir. In fact, it is said that at that time, Suratmi showed the AJB of 1982 which was signed by (the late) Wastiri, even though Wastiri had died in 1980. Thus, the question arose to H. Supardi “Is it possible for people who have died to sign AJB?”

At the time of proof in court case no. 256, The 1982 AJB was not brought up on the grounds that it had been burned, but instead, it was a receipt for the payment of the a quo land from Suratmi and signed by (Alm.) Wastiri in 1979. In fact, this payment receipt was never raised by Suratmi at the time of the mediation trial in Pebayuran District in 1992.

On the basis of this new finding, M. Junaedi has submitted to the Chairman of the Panel of Judges case 256 and he has responded wisely to submit additional evidence at the hearing on Wednesday, June 9, 2021.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *