DPP KAI KUKUHKAN 20 ADVOKAT BARU DI WILAYAH HUKUM BALI

Denpasar – MJA.LAWOFFICE.COM.  Kurang lebih 20 advokat muda yang tergabung dalam Kongres Advokat Indonesia (KAI) telah mengikuti sidang terbuka pengangkatan dan pengukuhan advokat untuk wilayah hukum provinsi Bali, pada hari Minggu, tanggal  27 Juni 2021, di Hotel Inna Bali Heritage, Jln. Veteran No. 3, Dauh Puri Kaja, Kec. Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali 80111.

Sidang terbuka ini dipimpin langsung oleh Presiden KAI, Adv. H. Tjoetjoe Sandjaja Hernanto, S.H., M.H., CLA, CIL, CLL, CRA (TSH), yang didampingi oleh Ketua DPD KAI Bali, Adv. Anak Agung Kompiang Gede, S.H. dan pengurus DPD KAI Bali lainnya dan turut disaksikan oleh Sekretaris Umum DPP KAI, Adv. Ibrahim massidenreng, S.H., CIL, CRA dan Bendahara Umum, Adv. Yaqutina Kusumawardani, S.H., M.H., CIL.

Dalam sambutan pidatonya, Presiden KAI TSH mengatakan :

“…Saudara-saudara jangan merasa senang dulu setelah dikukuhkan sebagai advokat, karena ternyata menjalani profesi advokat tidaklah mudah, jadi kalau hari ini ada sekitar 20 orang yang diangkat jadi advokat, namun setelah 3-5 tahun lagi akan kelihatan, berapa orang yang bertahan dan berapa orang yang runtuh ditengah jalan, dan mulai sekarang Saudara-saudara harus bersiap-siap, jangan sampai saudara-saudara patah arang. Keliru besar bila orang katakan untuk jadi advokat mudah. Seorang advokat tanpa klien seperti dokter tanpa pasien. Saudara-saudara harus bangga menjadi advokat, karena hal ini adalah modal utama untuk menjadi advokat yang sukses, bilamana tidak ada kebanggaan menjadi seorang advokat, dipastikan saudara tidak akan pernah sukses dalam profesi advokat. Saudara-saudara berangkat jadi advokat dari daerah, bukan dari Jakarta. Saudara-saudara tidak perlu berkecil hati. Seorang advokat harus sekuat tenaga untuk meyakinkan klien dan partner, karena perkara yang banyak ditangani biasanya kebanyakan dari partner, modal pintar saja tidak cukup, banyak ilmu yang harus didalami, oleh karenanya Saudara yang sudah lulus S1, dilanjutkan ke S2, yang sudah S2, ambil S3 dan yang sudah S3 harus berusaha cepat lulus. Dan saudara-saudara harus mengambil spesialisasi yang disesuaikan dengan daerah Saudara dan keminatannya, seperti di Bali lebih banyak perkara property, maka cari ilmu tentang property. Bu Ica spesialisasi pajak, Pak Sekum spesialisasinya di Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), saya sendiri spesialisasi dalam Kepailitan, dll.”

TSH melanjutkan “Era Pak Jokowi akan segera berakhir (kurang lebih 2,5 tahun lagi), saya melihat seandainya pemerintahan Pak Jokowi tidak terganggu dengan wabah Pandemi Covid-19, tentunya Indonesia sudah terbang. Namun, saya merasa apa yang sudah dilakukan Pak Jokowi sangat sukses memimpin negeri ini, walaupun masih punya 1 kelemahan, yakni dalam penegakan hukum. Hukum di negeri ini, pada saat ini masih transaksional. Kalau kita tidak ikut transaksi perkara kita akan kalah, kalau ikut transaksi kita salah.”

“…..semestinya KPK itu bekerja untuk membersihkan para penegak hukum yang nakal saja, seperti Hakim nakal, Polisi nakal, Jaksa nakal dan Advokat nakal. Jangan nangkap Bupati, Gubernur dan Menteri, biar saja yang menangkap Bupati, Gubernur dan Menteri adalah Polisi dan Jaksa”, TSH menambahkan.

TSH juga berpesan: “terakhir saya ingin mengucapkan selamat kepada Saudara-saudara yang telah resmi diangkat sebagai advokat, semoga sukses dan menjadi seorang professional yang mulia dan terhormat, dan  jangan segan-segan untuk senantiasa bertanya atau melibatkan senior dalam menangani perkara.”.

Sudah menjadi tradisi dalam pengangkatan advokat muda KAI, bahwa mereka harus melakukan hormat kepada bendera sang saka merah putih diakhir sesi pengangkatannya.

UNOFFICIAL TRANSLATION :

Denpasar – MJA.LAWOFFICE.COM. Approximately 20 young advocates who are members of the Congress of Indonesian Advocates (KAI) have attended an open trial for the appointment and inauguration of advocates for the jurisdiction of the province of Bali, on Sunday, June 27, 2021, at the Inna Bali Heritage Hotel, Jln. Veteran No. 3, Dauh Puri Kaja, Kec. North Denpasar, Denpasar City, Bali 80111. This open session was chaired by the President of KAI, Adv. H. Tjoetjoe Sandjaja Hernanto, S.H., M.H., CLA, CIL, CLL, CRA (TSH), who was accompanied by the Chairman of DPD KAI Bali, Adv. Anak Agung Kompiang Gede, S.H. and other DPD KAI Bali managers and witnessed by the General Secretary of DPP KAI, Adv. Ibrahim massidenreng, S.H., CIL, CRA and General Treasurer, Adv. Yaqutina Kusumawardani, S.H., M.H., CIL.

In his speech, the President of KAI TSH said:”… Brothers and sisters, don’t feel happy after being confirmed as an advocate, because it turns out that undergoing the advocate profession is not easy, so if today there are about 20 people who are appointed as advocates, but after 3-5 years later, it will be seen, how many people survive and how many people have collapsed in the middle of the road, and from now on you have to be ready, don’t let your brothers and sisters get discouraged. It’s a big mistake when people say that being an advocate is easy. An advocate without clients is like a doctor without patients. Brothers and sisters should be proud become an advocate, because this is the main capital to become a successful advocate, if there is no pride in being an advocate, it is certain that you will never be successful in the advocate profession. Brothers and sisters go to be advocates from the regions, not from Jakarta. need to be discouraged. An advocate must do everything in his power to convince clients and partners, because many cases are handled by it seems that mostly from partners, smart capital is not enough, there is a lot of knowledge that must be explored, therefore those of you who have passed S1, continue to S2, who have S2, take S3 and those who have S3 must try to graduate quickly. And you have to take a specialization that is tailored to your area and interests, as in Bali there are more property matters, so seek knowledge about property. Mrs. Ica specializes in tax, Mr. Secretary specializes in Intellectual Property Rights (HAKI), I myself specialize in Bankruptcy, etc.”

TSH continued, “Pak Jokowi’s era will end soon (more or less 2.5 years), I see if Pak Jokowi’s government had not been disturbed by the Covid-19 pandemic, of course Indonesia would have flown. However, I feel that what Pak Jokowi has done is very successful in leading this country, although it still has one weakness, namely in law enforcement. The law in this country, at this time is still transactional. If we don’t participate in the transaction, our case will lose, if we participate in the transaction we are wrong.” “…the KPK (Corruption Eradication Commission) should only work to clean up naughty law enforcers, such as naughty judges, naughty police, naughty prosecutors and naughty advocates. Don’t arrest the Regent, Governor and Minister, just let the Regent, Governor and Minister arrest the Police and Prosecutors”, TSH added. TSH also advised: “Lastly I would like to congratulate the brothers who have been officially appointed as advocates, good luck and become a noble and honorable professional, and don’t hesitate to always ask questions or involve seniors in handling cases.”. It has become a tradition in the appointment of young KAI advocates, that they must pay respect to the red and white sang saka flag at the end of the appointment session.